## Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG): Garda Terdepan Pemantauan Cuaca dan Geofisika Indonesia
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merupakan lembaga pemerintah non-kementerian di Indonesia yang bertanggung jawab penuh terhadap pemantauan dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Perannya krusial dalam memberikan peringatan dini berbagai bencana alam, mendukung pembangunan berkelanjutan, serta menyediakan data dan informasi iklim yang handal bagi masyarakat dan pemerintah.
Sejarah BMKG berakar jauh ke tahun 1841, diawali dengan pengamatan meteorologi individual yang dilakukan oleh Dr. Onnen, kepala rumah sakit di Bogor. Lembaga ini kemudian resmi berdiri pada tahun 1866 di bawah pemerintahan Hindia Belanda dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium (Observatorium Magnetik dan Meteorologi). Sejak saat itu, BMKG mengalami beberapa kali perubahan nama hingga akhirnya resmi menggunakan nama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika pada tanggal 6 September 2008. Perjalanan panjang ini mencerminkan dedikasi dan komitmen BMKG dalam memberikan layanan terbaik bagi bangsa Indonesia.
Sejak tahun 1986, BMKG telah mengoperasikan Pusat Peringatan Siklon Tropis (Tropical Cyclone Warning Center/TCWC) di kantor pusatnya di Jakarta. Selama lebih dari 12 musim siklon tropis, TCWC Jakarta bertanggung jawab memberikan peringatan internasional untuk wilayah yang membentang dari khatulistiwa hingga 10° LS antara 90° BT dan 125° BT. Pada tahun 1998, Komite Siklon Tropis RA V Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) merekomendasikan agar TCWC Perth, Australia, sementara waktu mengambil alih tanggung jawab peringatan hingga staf BMKG memperoleh pelatihan yang memadai. TCWC Perth kemudian menjalankan tugas tersebut hingga musim 2007-2008, saat tanggung jawab tersebut dikembalikan kepada TCWC Jakarta. Siklon Durga menjadi siklon tropis pertama yang diberi nama oleh TCWC Jakarta setelah pengambilalihan tersebut. Selama dua musim berikutnya, TCWC Jakarta memantau beberapa siklon tropis di Samudra Pasifik Barat Laut dan wilayah Australia. Pada awal musim 2010-2011, wilayah tanggung jawab TCWC Jakarta diperluas hingga mencakup area dari khatulistiwa hingga 10° LS antara 125° BT dan 141° BT. Hal ini menunjukkan peningkatan kapasitas dan jangkauan BMKG dalam memonitor dan memprediksi cuaca ekstrem.
Berdasarkan Peraturan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Nomor 2/2024, struktur organisasi BMKG terdiri dari: (Di sini perlu dijelaskan struktur organisasi BMKG berdasarkan Peraturan tersebut. Sebaiknya poin-poin struktur organisasi tersebut dijelaskan secara detail).
Selain struktur organisasi tersebut, BMKG juga mengelola 181 stasiun meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang operasional dan pengelolaannya berada di bawah tanggung jawab 5 Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) di seluruh Indonesia. Jaringan stasiun yang luas ini memungkinkan BMKG untuk memantau kondisi cuaca dan geofisika secara komprehensif di seluruh wilayah Indonesia, memastikan respon yang cepat dan akurat terhadap berbagai peristiwa alam. BMKG terus berupaya meningkatkan kualitas dan jangkauan layanannya demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
**Kata Kunci:** BMKG, Meteorologi, Klimatologi, Geofisika, Peringatan Dini, Bencana Alam, Siklon Tropis, Cuaca Ekstrem, Indonesia, Stasiun Meteorologi, WMO, TCWC Jakarta.