## Amuk Massa Usai Pernyataan Kontroversial: Rumah Nafa Urbach dan Tokoh Publik Lainnya Dijarah
Indonesia kembali dihebohkan oleh aksi amuk massa yang terjadi pada akhir Agustus 2025. Kejadian ini dipicu oleh pernyataan kontroversial sejumlah anggota DPR RI, termasuk Nafa Urbach dan Ahmad Sahroni, yang memicu gelombang protes dan demonstrasi di berbagai wilayah. Puncaknya, sejumlah rumah pejabat publik, termasuk kediaman Nafa Urbach dan Uya Kuya, menjadi sasaran penjarahan dan perusakan.
**Rumah Nafa Urbach di Kebayoran Residence, Tangerang Selatan, Porak-poranda**
Minggu, 31 Agustus 2025, rumah Nafa Urbach di kawasan elit Kebayoran Residence, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, ditemukan dalam kondisi memprihatinkan. Rumah anggota DPR RI sekaligus artis tersebut telah dijarah habis-habisan. Barang-barang berharga berserakan di mana-mana, menciptakan pemandangan yang sangat mengenaskan. Sebuah kulkas dua pintu bahkan tergeletak begitu saja di teras rumah, tak mampu diangkat oleh para penjarah. AC, botol, dan berkas-berkas penting lainnya tampak berantakan di lantai. Kondisi ini begitu mengenaskan sehingga warga sekitar menuliskan pesan di pagar rumah: “Rumah ini Sudah Dijarah.” Seorang pengurus rumah Nafa Urbach membenarkan hal tersebut dan menjelaskan bahwa Nafa sendiri sedang berada di daerah pemilihannya di Magelang saat kejadian. Proses evakuasi barang-barang sisa penjarahan pun tengah dilakukan, menunggu kedatangan truk pengangkut.
Kejadian ini tak lepas dari pernyataan Nafa Urbach sebelumnya yang mendukung tunjangan rumah bagi anggota DPR. Pernyataan tersebut menuai kritik tajam dari masyarakat dan memicu aksi demonstrasi besar-besaran. Nafa Urbach telah menyampaikan permintaan maaf secara publik melalui akun Instagram pribadinya, namun sayangnya, permintaan maaf tersebut tak mampu meredam amarah massa. Sebagai konsekuensi, Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh, menonaktifkan Nafa Urbach dari jabatannya.
**Rumah Uya Kuya dan Ahmad Sahroni Tak Ketinggalan Jadi Sasaran**
Tak hanya rumah Nafa Urbach, kediaman Uya Kuya (Surya Utama) di Tanjung Priok, Jakarta Utara, juga menjadi sasaran amuk massa pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025. Rumah megah tersebut dicoret-coret dengan tulisan “Rumah ini Disita Rakyat,” menggambarkan kemarahan publik yang meluap. Pagar dan gerbang rumah pun dihalangi garis polisi, sementara bangunannya sendiri ditutupi seng dan triplek.
Sementara itu, rumah Ahmad Sahroni juga menjadi sorotan. Meskipun situasi di sekitarnya telah kondusif setelah pengawasan militer dicabut, kejadian penjarahan telah meninggalkan jejak kerusakan yang signifikan. Sahroni sendiri menuai kritik pedas karena dianggap merendahkan masyarakat yang menuntut pembubaran DPR. Sama seperti Nafa Urbach, Sahroni juga dinonaktifkan oleh Surya Paloh dari Partai NasDem.
**Rumah Menteri Keuangan dan Rusunawa Marunda Juga Terdampak**
Bahkan, amuk massa juga tak luput menyasar rumah Menteri Keuangan, Sri Mulyani, yang dijarah pada dini hari Minggu, 31 Agustus 2025. Kondisi ini memaksa TNI untuk meningkatkan pengamanan di sekitar kediamannya. Selain rumah pejabat, Rusunawa Marunda di Jakarta Utara juga dilaporkan menjadi sasaran penjarahan.
**Respons Pemerintah dan Ancaman Makar**
Presiden Prabowo Subianto merespon kejadian ini dengan tegas. Ia memerintahkan aparat untuk bertindak tegas terhadap massa anarkis yang merusak fasilitas umum dan melakukan penjarahan. Presiden juga mengingatkan akan potensi makar dan terorisme yang perlu diwaspadai. TNI pun dikerahkan untuk melakukan patroli di Jakarta guna mencegah terjadinya kekerasan dan penjarahan lebih lanjut.
**Analisis dan Refleksi:**
Kejadian ini menjadi sorotan tajam tentang pentingnya komunikasi publik yang bertanggung jawab dari para pejabat publik. Pernyataan kontroversial yang dianggap merendahkan atau mengabaikan aspirasi rakyat dapat memicu reaksi keras dari masyarakat. Kejadian ini juga membuka diskusi penting tentang mekanisme penyampaian aspirasi dan perlunya saluran yang lebih efektif untuk mencegah terjadinya aksi anarki dan kekerasan. Peristiwa ini menjadi pengingat akan betapa rapuhnya stabilitas sosial jika komunikasi publik dan kepemimpinan gagal menjalankan perannya dengan baik. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk membangun dialog yang lebih konstruktif dan bertanggung jawab.
**Kata Kunci:** Amuk Massa, Penjarahan, Nafa Urbach, Uya Kuya, Ahmad Sahroni, Sri Mulyani, DPR RI, Partai NasDem, Demonstrasi, Kerusuhan, Tunjangan DPR, Kerusakan Fasilitas Umum, Jakarta, Tangerang Selatan, Prabowo Subianto, Keamanan Nasional.