
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyampaikan peringatan dini berkenaan dengan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang
Jakarta, – Cuaca ekstrem kembali melanda sejumlah wilayah di Indonesia sejak akhir pekan kemarin. Hujan lebat disertai angin kencang, petir, hingga potensi banjir membuat aktivitas warga terganggu. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
Fenomena ini menjadi sorotan publik lantaran terjadi serentak di beberapa daerah utama, termasuk Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Beberapa wilayah bahkan dilaporkan mengalami kerusakan infrastruktur ringan hingga sedang akibat terpaan angin kencang.

Gelombang Cuaca Ekstrem Meluas
Menurut laporan Deputi Meteorologi BMKG, cuaca ekstrem yang sedang berlangsung disebabkan oleh kombinasi faktor atmosfer global. Salah satunya adalah adanya peningkatan aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) dan fenomena tekanan rendah di Samudra Hindia yang berimbas langsung pada wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.
“Beberapa sistem tekanan rendah menyebabkan peningkatan awan hujan signifikan. Kondisi ini akan bertahan setidaknya hingga tiga hari ke depan,” ujar salah satu pejabat BMKG dalam konferensi pers Senin pagi (13/10).
BMKG juga mencatat bahwa curah hujan di beberapa daerah mencapai intensitas tinggi dengan durasi yang cukup lama. Di beberapa titik di Jawa Barat dan Kalimantan, intensitas hujan bahkan mencapai lebih dari 100 mm per hari, yang tergolong ekstrem menurut standar meteorologi.

Berdasarkan pantauan lapangan dan laporan masyarakat, berikut daftar daerah yang dilaporkan terdampak cuaca ekstrem sejak Sabtu malam (11/10):
- Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) – Sejumlah ruas jalan di Jakarta Selatan dan Timur tergenang akibat hujan deras. Pohon tumbang dilaporkan di kawasan Pasar Minggu dan Jagakarsa.
- Bogor dan Depok – Hujan deras disertai angin menyebabkan atap rumah warga di Kecamatan Cibinong rusak. Beberapa aliran sungai di wilayah ini meluap.
- Bandung dan sekitarnya – Angin kencang menyebabkan baliho dan papan reklame tumbang di beberapa titik.
- Semarang dan Solo – Cuaca ekstrem disertai petir menyebabkan gangguan listrik di sejumlah kecamatan.
- Balikpapan dan Samarinda – Gelombang tinggi dan hujan deras melanda pesisir, membuat aktivitas pelabuhan terganggu.
- Makassar – Terjadi angin puting beliung ringan di beberapa wilayah pesisir barat kota.
- Yogyakarta dan sekitarnya – Hujan deras memicu longsor kecil di kawasan perbukitan sekitar Kulon Progo.

Dampak Terhadap Aktivitas Warga
Akibat kondisi cuaca ekstrem ini, sejumlah kegiatan masyarakat terganggu. Warga yang bekerja di luar ruangan terpaksa menunda aktivitasnya, sementara sektor transportasi mengalami penyesuaian jadwal.
Pihak PT KAI melaporkan bahwa beberapa perjalanan kereta api lintas Jawa mengalami keterlambatan akibat genangan di jalur tertentu. Sementara itu, Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma melaporkan adanya potensi delay penerbangan akibat jarak pandang yang menurun dan kecepatan angin di atas normal.
Kegiatan belajar mengajar di beberapa sekolah di Bogor dan Bandung juga dihentikan lebih awal untuk menghindari risiko keselamatan siswa.

Respons Cepat Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah di berbagai wilayah terdampak telah bergerak cepat. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur sudah menurunkan tim tanggap darurat untuk melakukan evakuasi dan pembersihan material pohon tumbang.
“Tim kami disiagakan selama 24 jam. Kami imbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi genangan, terutama bagi yang tinggal di bantaran sungai,” ujar Kepala BPBD DKI Jakarta.
Selain itu, Dinas Sosial setempat juga telah mendirikan posko sementara bagi warga yang rumahnya rusak akibat terpaan angin. Bantuan logistik berupa makanan siap saji, air bersih, dan selimut juga mulai disalurkan.

Prediksi BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Berlanjut
BMKG memprediksi potensi hujan lebat masih akan berlanjut hingga akhir pekan mendatang. Daerah-daerah dengan risiko tinggi antara lain:
- Banten
- DKI Jakarta
- Jawa Barat bagian selatan
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Selatan
- Papua bagian pegunungan
Warga diimbau untuk tidak berteduh di bawah pohon, baliho, atau tiang listrik saat terjadi hujan deras disertai petir. Selain itu, pengendara motor juga diminta untuk menunda perjalanan apabila jarak pandang menurun drastis.
🔎 Analisis Ahli: Perubahan Iklim Mulai Terasa Nyata
Sejumlah ahli klimatologi menyebut slot gampang menang 2025 fenomena cuaca ekstrem yang makin sering terjadi belakangan ini bukan sekadar anomali musiman. Mereka menilai, perubahan iklim global telah meningkatkan intensitas badai tropis dan pola hujan tak menentu.
“Kalau dulu hujan deras bisa kita prediksi secara musiman, sekarang sudah tidak lagi. Polanya makin acak, dan intensitasnya lebih tinggi,” ungkap Dr. Andi Pratama, pakar klimatologi Universitas Indonesia.
Fenomena ini menjadi sinyal bahwa mitigasi bencana dan tata kelola drainase di perkotaan harus segera diperkuat. Tanpa langkah konkret, kerugian akibat banjir dan angin kencang akan terus berulang dari tahun ke tahun.
🧭 Tips Aman Saat Cuaca Ekstrem
BMKG dan BNPB memberikan beberapa langkah antisipasi sederhana yang bisa dilakukan masyarakat:
- Pantau prakiraan cuaca harian dari sumber resmi BMKG.
- Hindari bepergian jauh saat peringatan dini cuaca ekstrem dikeluarkan.
- Pastikan saluran air di sekitar rumah lancar agar tidak terjadi genangan.
- Simpan dokumen penting di tempat aman dan kedap air.
- Cabut alat elektronik jika terjadi petir.
- Siapkan tas darurat berisi kebutuhan pokok jika harus evakuasi mendadak.
Fenomena cuaca ekstrem kali ini menjadi pengingat bahwa kondisi alam bisa berubah drastis kapan saja. Pemerintah, masyarakat, dan lembaga penanggulangan bencana perlu memperkuat koordinasi untuk meminimalkan dampak.
Meski badai pasti berlalu, kewaspadaan tak boleh kendur. Indonesia yang berada di wilayah tropis harus siap menghadapi siklus alam yang makin tak menentu akibat perubahan iklim global.
Hujan lebat dan angin kencang boleh datang silih berganti, tapi kesigapan dan solidaritas warga menjadi benteng utama menghadapi bencana.